Rasulullah Orangnya Hormati Isteri, Rela Tidur di Depan Pintu!

Notification

×

Iklan

Iklan

Rasulullah Orangnya Hormati Isteri, Rela Tidur di Depan Pintu!

04/02/2023 | 09:26 WIB Last Updated 2023-02-07T02:33:54Z

 



“Dan bergaullah dengan mereka secara baik-baik.” (QS. An-Nisa [4]: 19). Rasulullah selalu menghormati isterinya, tidak mau mengganggu kenyamanan mereka. Ketika Rasulullah pulang kemalaman, dia memilih tidur di depan pintu ketimbang membangunkan isterinya. 


Beliau, selain orang yang romantis selalu memberikan kenangan indah kepada isterinya. Dia selalu menjaga dan menghormatinya. Rasulullah, kekasih kita, ialah seorang suami yang menghormati isteri-isterinya. 


Beliau menempatkan isterinya pada posisi yang mulia sehingga tidak semena-mena memperlakukannya. Memang betul, bahwa suami adalah pemimpin dalam keluarga. Tetapi, tidak dibenarkan bila kita terlalu arogan mengendalikan kehidupan sang isteri. 


Sebagaimana halnya seorang pemimpin, ia harus menjadi teladan dan bertanggung-jawab penuh atas orang-orang yang dipimpinnya. 


Salah satu wujud tanggung jawab itu ialah menghormati isteri dan memperlakukannya dengan baik.Kita tidak dibenarkan bila mengganggu kenyamanan mereka dan menuntut kenyamanan hidup untuk diri sendiri. 


“Seorang suami adalah pemimpin di rumahnya, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (HR. Muttafaq Alaih).


Kewajiban suami adalah penanggung jawab isteri dan diperintahkan untuk selalu menjaga dan mengayominya. 


Rasulullah adalah seorang suami yang selalu menempatkan isterinya pada posisi terhormat. Pergaulan beliau dengan isterinya selalu menyisakan kenangan indah.  


Beliau tidak pernah membentak isterinya kecuali ketika ada penyimpangan sikap dan tindakan sang isteri. Beliau juga selalu berusaha menyenangkan hati isterinya dengan baik.


Siti Aisyah ra mengenang Rasulullah sebagai seorang suami yang pengertian. Nabi Saw., seperti kata Aisyah ra, tak pernahmengeluh ketika hendak berpuasa keesokan harinya, sementara tak ada makanan terhidang. 


Begitu mulianya akhlak Rasulullah. 


Beliau tak ingin mebebani isterinya. Bahkan, di tengah kekurangan hidup beliau masih bisa memanggil Aisyah dengan sapaan mesra ”ya humaira”–wahaipemilik pipi kemerah-merahan.


Selain itu, Aisyah ra juga menuturkan pengalaman indah nan membekas di hatinya, ketika mendapati Rasulullah tertidur di depan pintu pada pagi buta.  


Suatu hari, Aisyah ra dicengkram rasa khawatir hingga jelang waktu subuh karena suaminya, Rasulullah, tidak pulang dan tidur di sebelahnya.


Di tengah cengkraman rasa gelisah, Aisyah pun mencoba berjalan keluar hendak mencari baginda Rasulullah.Namun, ketika pintu ia buka, Aisyah terbelalak kaget bukan kepalang. 


Di bawah pintu masuk, Rasulullah sedang tertidur beralaskan tanah dan berselimutkan angin dingin. 

"Mengapa Nabi tidur di sini?" Tanya Aisyah. 

"Aku, tadi, pulang larut malam.” Ujar baginda.

“Karena tidak mau membangunkan tidurmu yang pulas, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu," lanjut Nabi.


Subhanallah, pribadi Rasulullah memang agung; karena ketika beliau kemalaman pulang ke rumah, lantas tidur di depan pintu. Hanya karena tidak mau mengganggu tidur isterinya. 


Beliau tidak ingin mengganggu Aisyah ra, karena penghormatannya pada sang isteri. 


Coba saja bila hal itu menimpa kita. 


Banyak suami yang semena-mena terhadap isterinya. Mereka ingin dilayani tetapi tak mampu memberikan pelayanan terbaik. Mereka menuntut untuk kepentingan diri sendiri, sementara melupakan kepentingan isterinya. 


Suami pulang malam dengan alasan pekerjaan, tetapi melupakan kegelisahan isterinya tentang keselamatan sang suami. Ketika suami pulang, mereka dengan tanpa rasa bersalah menggedor pintu sehingga membangunkan seluruh keluarga. 


Aisyah ra mengungkapkan, ”Adalah Rasulullah Saw. ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul”. (HR. Ibnu Asakir). 


Kalau pakaian robek, Rasulullah  menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. 


Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila tidak ada makanan untuk dimakan, sambil tersenyum menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

“Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.” (al-hadits)

Subhanallah…

Rasulullah mah orangnya hormat pada isteri. 

Tak heran bila tiap kali Aisyah raditanya soal kepribadian Nabi, ia selalu menjawab tegas, kana khuluquhu Al-Quran– akhlak Rasulullahtak ubahnya Al-Quran! *** (SAB)